PUTRI PROKLAMATOR INGATKAN SEJARAH UNMAR DIBANGUN ATAS GAGASAN PRESIDEN SUKARNO

Ketua Umum Yayasan Unmar Turah Wira Wedawitry bersama Sukmawati Sukarno dan Maba Jurusan FISIP Unmar di Kampus B Unmar di Renon Denpasar

SUKMAWATI SUKARNO KUNJUNGI KAMPUS B UNIV MAHENDRADATTA 

Ada yang istimewa disela sela acara Adaptasi Kultur Perguruan Tinggi ( AKPT ) Universitas Mahendradatta ( d/h Marhaen ) Gelombang I, yakni dengan hadirnya salah satu putri proklamator Bung Karno yakni Sukmawati Sukarno Putri. Kehadiran Sukmawati ini, selain meninjau Gedung Marhaen Pancasila yang menjadi Kampus B Unmar, juga memberikan kuliah umum pada mahasiswa baru ( maba ) Unmar khususnya jurusan Fakultas Hukum dan Fakultas FISIP dengan tema “Ibu Indonesia”. Kehadiran Sukmawati Sukarno disambut langsung oleh pihak Yayasan Mahendradatta yakni Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry WS, S.Sos, S.H, MH dan I Gusti Ayu Dewi Wastu Manggala MPWS,S.S, M.H serta pejabat lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Sukmawati menyampaikan pesannya bahwa dunia pendidikan tinggi adalah mutlak bagi segenap anak muda bangsa, dan berharap semakin banyak anak muda Indonesia  yang mengeyam pendidikan tinggi. “Dulu dizaman  Orde Baru, anak – anak Bung Karno tidak pernah diberikan kesempatan untuk menamatkan kuliah. Teror demi teror dilakukan oleh rezim Suharto. Dan Ibu sendiri baru bisa kuliah dan menjadi sarjana politik setelah era reformasi. Ibu ingin memberikan contoh bahwa sekolah itu tidak mengenal usia. Dan kini anak anak Bali harus lebih giat belajar agar menjadi Sarjana, karena dengan menjadi sarjana, maka kesempatan untuk berkarir dimasa depan lebih terbuka. “ungkap Sukmawati yang alumni Universitas Bung Karno Jakarta ini. Dalam kesempatan itu, Sukmawati juga menceritakan sejarah bagaimana Bung Karno ingin orang Bali melek ilmu yakni dengan mendirikan dua perguruan tinggi hebat yakni Universitas Udayana dan Universitas Marhaen. “Di Bali ini, hanya ada dua perguruan tinggi yang pernah memberikan penghargaan kepada Bung Karno, yakni Unud dan Unmar. Unmar adalah perguruan tinggi swasta yang didirikan karena gagasan Bung Karno pada  tahun 1963. Saat itu, saya kenal dengan sosok hebat dari Bali yakni ( swargi ) Shri Wedastera Suyasa yang menjadi pimpinan PNI saat itu. Dari diskusi diskusi itu muncul ide ide untuk membangun Bali, maka dari itu lahirlah Unmar sebagai PTS tertua. Ini wujud kecintaan Bung Karno karena membangun Unud dan Unmar agar semakin banyak generasi muda Bali berpendidikan tinggi. Jadi kalian harus bangga karena kalian bisa kuliah dizaman sulit ini. “ungkap Sukmawati yang juga Ketua Umum DPP PNI Marhaenisme.  Terkait dengan maraknya aksi radikalisme dikampus kampus di Indonesia, Sukmawati Sukarno berharap agar Unmar menjadi teladan dan contoh bagaimana sebuah perguruan tinggi di Bali ini bisa menjadi teladan dalam hal kebangsaan dan nasionalisme. “Kita harus bersyukur bahwa dizaman Presiden Joko Widodo ini sudah muncul 3 keputusan politik penting yang akan mengubah sejarah bangsa. Yakni Keppres 24 / 2016 tentang penetapan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, Perppu Tentang Ormas terkait pembubaran HTI dan juga UU Anti Terorisme yang baru saja disahkan oleh parlemen dengan dorongan pemerintah. Ibu mendukung sekali, agar Indonesia ini bebas dari radikalisme dan terorisme. Dan salah satu tempat bersemainya radikalisme adalah melalui perguruan tinggi. Semoga di Bali tidak ada perguruan tinggi yang menjadi sel sel tidur bibit radikalisme. Saya minta TNI dan Polri untuk terus memantau. Maka anak anakku, agar ikut membantu pemerintah melawan radikalisme dengan cara melawan berita hoax. “ungkap Sukmawati Sukarno. Apresiasi atas kunjungan Putri Proklamator disampaikan oleh IGA Dewi Wastu Manggala ( Yayasan Mahendradatta ). “Keluarga besar Unmar menyambut  baik, kedatangan Ibu Sukmawati Sukarno ke Kampus Reformasi ini. Artinya sejarah Unmar sebagai PTS Unggulan dan PTS Sejarah akan berjalan terus. Ini tentu menjadi kebanggaan civitas akademika Unmar. Memang sebagai Universitas dengan level Presiden, sudah sewajarnya mahasiswa kami selalu berhubungan dengan tokoh tokoh nasional. “ungkap Dewi Wastu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *